Halaman

Sabtu, 22 Februari 2014

Di Balik Tirai Hujan


         Ciri umum wilayah yang beriklim tropis adalah memiliki curah hujan yang cukup tinggi dan Indonesia merupakan wilayah yang beriklim tropis. Seperti yang kita ketahui, curah hujan di Indonesia dapat dibilang cukup tinggi. Ya, bagaimana tidak karena di Indonesia hanya ada dua musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Seperti yang sekarang terjadi, hujan mengguyur kota Temanggung, tempat saya lahir, dan tumbuh selama ini. Entah, saya jadi kepikiran membuat thread ini.
          Jika selama ini kita hanya melihat hujan turun gemericik di balik jendela, di sini akan kita bahas tentang keunikan hujan dan fakta yang mungkin terlewatkan dari kita.




1. Rata-rata kecepatan jatuhnya air hujan hanyalah 8-10 km/jam. Namun kecepatan itu bisa bertambah hingga 35 Km/jam tergantung pada kecepatan angin dan kondisi di wilayah tertentu.


2. Hujan yang turun ke bumi pada awal jatuhnya adalah sebagai es atau Kristal. Namun dalam perjalanannya hingga ke bumi Kristal es tersebut berubah menjadi titik-titik air. Air jatuh ke bumi dengan kecepatan yang rendah karena titik hujan memiliki bentuk khusus (Ukuran diameter setiap tetes hujan antara 0,02 inci sampai sekitar 0,031 inci) yang meningkatkan efek gesekan atmosfer dan membantu hujan turun ke bumi dengan kecepat-an yang lebih rendah. Andaikan bentuk titik hujan berbeda, atau andaikan atmosfer tidak memiliki sifat gesekan (bayangkan jika hujan terjadi seperti gelembung air berukuran besar yang turun dari langit ke bumi dengan kecepatan yang tinggi), bumi akan menghadapi kehancuran setiap turun hujan.

3. Hujan yang turun biasanya diawali dengan awan mendung. Nah, ketinggian awan mendung adalah sekitar 1.200 meter. Awan hujan pun dapat ditemui pada ketinggian 10.000 meter

4. Efek yang ditimbulkan oleh satu tetes air hujan yang jatuh dari ketinggian tersebut sama dengan benda seberat 1 kg yang jatuh dari ketinggian 15 cm

5. Air hujan dapat turun karena adanya penguapan air di muka bumi, dan dalam waktu satu detik, kira-kira 16 juta ton air menguap dari bumi. Jumlah ini sama dengan jumlah air yang turun ke bumi dalam satu detik. Dalam satu tahun, diperkirakan jumlah ini akan mencapai 505x1012 ton. Air terus berputar dan bergerak dalam daur yang seimbang berdasarkan “takaran” siklus yang seimbang, jadi betapa hebatnya keseimbangan alam terjadi di sekitar kita.


6. Butiran air hujan berubah bentuk ratusan kali tiap detik. Kalau butiran air hujan itu dibekukan akan membentuk keping kristal yg indah, tidak seperti air biasa yang di bekukan di freezer/kul_kas.

7. Setelah hujan turun, tanah, ilalang, rerumputan akan mengeluarkan bau wangi yg khas, senyawa ini dinamakan 'petrichor'.

8. Curah hujan rata-rata terbanyak di dunia terjadi di Cherrapunju, India, yakni sebanyak 26,5 meter (87 kaki). Sedangkan wilayah yang hampir setiap hari di guyur hujan adalah Mt. Waialeale di Kauai, Hawaii. Di tempat ini selama 350 hari per tahun selalu basah oleh hujan.


9. Jika selama ini kita selalu menggunakan payung untuk melindungi tubuh dari hujan mungkin tidak demikian pada awal terciptanya. Pencipta payung pada umumnya menciptakan benda ini untuk melindungi orang dari panas matahari.






10. Dan fakta terakhir yang paling misterius dan mengejutkan ilmuan. Hujan memiliki kemampuan untuk menghipnotis manusia untuk me-resonansi-kan ingatan masa lalu. Dan tanpa bisa mendapatkan bukti ilmiah, para ilmuan hanya bisa menyimpulkan “Di dalam hujan, ada lagu yang hanya bisa didengar oleh mereka yg rindu”. Dan pada titik ini, para ilmuan meyakini bahwa manusia biasanya mendapatkan inspirasi

          Hujan bisa menjadi manfaat maupun sebaliknya, menjadi bencana. Ketika curah hujan tidak banyak, dapat membuat kesejukan suasana, maupun mengairi persawahan yang kering. Namun sebaliknya, jika hujan terus menerus turun dapat membuat bencana baik itu banjir maupun tanah longsor. Dan walau bagaimanapun, hujan adalah siklus yang telah diatur sedemikian rupa oleh sang pencipta untuk kemaslahatan umat manusia. Jadi, jangan lupa untuk tetap bersyukur saat hujan turun... ^_^


"Allahumma shoyyiban nafi'an"
Ya Allah, turunkanlah hujan yang bermanfaat..



Sumber:
http://forum.kompas.com/teras/45582-11-fakta-menarik-tentang-hujan.html

Selasa, 18 Februari 2014

PEMBUATAN BANDENG PRESTO


    Daging ikan bandeng dikenal gurih, beraroma khas dan berwarna putih.Tetapi, duri/tulang halusnya banyak sehingga menyebabkan masalah jika akan dikonsumsi. Untuk mengatasi hal ini, ikan bandeng kemudian diolah menggunakan pemasakan bertekanan (autoclave atau pressure cooker) untuk memperoleh produk ikan bandeng yang mempunyai tulang yang lunak yang dikenal sebagai bandeng presto.
    Bandeng presto adalah makanan khas Indonesia yang berasal dari daerah Semarang, Jawa Tengah. Makanan ini merupakan salah satu hasil pengolahan khas produk perikanan, terutama sebagai modifikasi pemindangan. Bandeng presto dibuat dari ikan bandeng (Chanos chanos) yang dibumbui dengan bawang putih, kunyit dan garam. Bandeng presto hampir sama dengan pindang bandeng, tetapi mempunyai kelebihan mempunyai warna, aroma dan rasa yang tidak banyak berubah dibandingkan dengan ikan segarnya, tekstur dagingnya menjadi lebih padat dan kenyal (dibandingkan dengan ikan pindang) dan duri/tulang menjadi lunak. Sehingga seluruh bagian tubuh ikan dapat dikonsumsi, oleh karena itu bandeng presto cukup di gemari oleh banyak orang.
     Usaha ini mudah dikerjakan dan skalanya dapat disesuaikan dengan tingkat kemampuan modal, tenaga dan pemasarannya. Dalam skala rumah tangga untuk usaha sambilan sejumlah 10 sampai 25 Kg/hari, skala sedang (50 - 100 Kg/hari) untuk dipasarkan di beberapa kios atau supermarket dan usaha besar (sekitar 1 ton/hari) untuk memenuhi beberapa pasar di kota-kota yang padat penduduknya, baik antar kabupaten maupun antar provinsi, dapat ditempuh melalui jalan darat ataupun jalan laut/udara.
Untuk pendistribusian bandeng presto yang memerlukan waktu, diperlukan seperangkat peralatan yang dapat mengendalikan suhu terutama alat refrigrasi.


Hal yang diperlu diperhatikan pada pembuatan Bandeng Presto adalah pemilihan bahan bakunya.
Ada beberapa jenis bandeng yang bisa kita peroleh di pasar, cara memilih bandeng presto untuk industri Bandeng Presto yaitu:
1. 100% bau tanah, bandeng ini pada saat dimasak sudah tercium bau tanahnya.
2. 50% bau tanah, bandeng ini saat dimasak belum tercium bau tanahnya, tetapi pada saat dimakan baru
    terasa bau tanah.
3. Bandeng yang tidak berbau tanah, bandeng jenis ini yang bagus untuk digunakan sebagai bahan baku
    pembuatan banding presto.Ciri ciri khususnya adalah sebagai berikut: punggung bandeng bewarna hitam
    dan bibir bandeng bewarna kemerahan.

Selain itu, kita harus memilih bandeng yang kondisinya bagus & masih segar, ciri-cirinya yaitu:
1. Bau Bandeng masih terasa segar, khas bau ikan.
2. Sisik Masih utuh, melekat kuat, tidak terkelupas, tertutup lender bening.
3. Mata/kornea bening & agak menonjol/cembung.
4. Insang berwarna merah sampai merah tua, cemerlang, tidak berbau.
5. Kulit cemerlang, warnanya kontras & tidak pudar.
6. Daging masih elastis, apabila ditekan segera kembali.

Bahan Baku

  1. Ikan bandeng segar
  2. Lembaran aluminium (aluminium foil) atau daun pisang.

Bumbu yang diperlukan untuk Resep Bandeng Presto:
  1. Bawang Putih 20 siung
  2. Bawang merah 10 siung
  3. Ketumbar 1 sendok makan
  4. Kemiri 20 butir
  5. Garam 5 sendok makan
  6. Kunyit secukupnya
  7. Jahe
  8. Sereh
  9. Salam
  10. Laos
  11. Daun jeruk purut/ jeruk wangi
*:: Semua bumbu (kecuali sereh, salam, laos, dan daun jeruk) diblender sampai halus.

Peralatan
  1. Pisau
  2. Baskom plastik
  3. autoclave yang dilengkapi pengukur tekanan dan pengukur suhu, misalnya Press-cooker untuk skala kecil.
  4. Lemari es (untuk skala kecil) atau kamar dingin (untuk skala besar)


Cara Pengolahan:

Pengolahan ikan presto hampir sama dengan proses pembuatan ikan pindang. Bedanya pada proses perebusan, untuk bandeng presto menggunakan panci vacuum stainlless steel. Ikan presto banyak ditemukan di Jawa Tengah, menggunakan ikan bandeng (Bandeng Presto ), berikut merupakan cara pengolahannya;
Siapkan bandeng segar. Ikan dicuci dibuang isi perutnya dan insangnya tetapi tidak dibersihkan sisiknya, karena apabila sisiknya dihilangkan maka apabila dipresto bandeng tersebut akan hancur. bersihkan ginjal (tampak merah menempel pada tulang belakang di bagian dalam rongga perut ).

Pengang Bandeng dengan arah Kepala disebelah kiri dan punggung dibawah. Potong Melintang +- 3Cm dari ekor, potong sampai terasa kena tulangnya, kemudian tarik pisau /dikerat membelah punggung sampai kepala bandeng.

Cuci dengan air bersih dan kemudian rendam dalam larutan garam (3 Kg garam,100 liter air) selama 15 - 20 menit. Dalam merendam ikan dengan larutan garam sebaiknya diberi es. untuk mencegah pembusukan karena peningkatan suhu.

Ikan hasil rendaman diberi garam halus secukupnya (ditaburi garam sejumlah 2% atau 2 gram untuk 100 gram ikan, 8 gram untuk ikan berukuran 400 gram atau direndam dalam larutan garam jenuh selama 2 jam). 

Masukkan bumbu yang telah dihaluskan kedalam bandeng yang telah dibelah. Lumuri semua permukaan bandeng sampai tertutup bumbu.

Kemudian di bungkus daun pisang atau lembaran aluminium setiap ekor dan selanjutnya satu persatu ditata sarangan autoclave atau press-cooker, susun bandeng dengan cara berselang seling (kepala-ekor, ekor-kepala).

Pengukusan dilakukan pada suhu kurang lebih 127 derajat celcius dengan tekanan 2 atm selama 2-3 jam (dengan tekanan di bagian dalam 0,0 atmosfir bagi ikan 200 - 300 gram dan 1,0 atmosfir bagi ikan yang beratnya lebih dan 300 gram.)

Hasil pengukusan dibiarkan turun suhunya di ruangan dan setelah produk mencapai suhu kamar sebaiknya disimpan dalam ruangan bersuhu rendah (sekitar 0°C) dengan menggunakan lemari es atau kamar dingin. Hal ini penting untuk distribusi, pemasaran atau pengeceran, karena bandeng presto dapat tahan 7 sampai 10 hari pada suhu sekitar 0°C.

Untuk pengemasan sebaiknya menggunakan plastik jenis PVC yang food grade. Sedang kemasan luarnya menggunakan karton dupleks. Ini dimaksudkan saat pengiriman, bandeng tidak mudah rusak atau hancur Selain pengolahan dan pengawetan yang disebutkan diatas, masih ada pengolahan lain yang biasa dilakukan dalam skala kecil untuk kebutuhan rumah tangga seperti abon ikan, bakso ikan, kerupuk ikan, dan lain-lain. Hanya saja pengolahannya masih terbatas pada penggunaan ikan yang tidak laku dijual atau sisa penjualan dari nelayan. Untuk itu pembinaan kepada pelaku usaha yang bergerak dalam usaha ikan (ikan laut & ikan darat) lebih ditingkatkan, khususnya pelatihan teknis yang dapat langsung diterapkan sebagai suatu kegiatan usaha. Yang selanjutnya dapat memberikan nilai tambah pada ikan.


Catatan:
  1. Produk olahan ikan duri lunak, sesuai dengan namanya, mempunyai duri/tulang yang lunak. 
  2. Pengolahan ikan duri lunak merupakan modifikasi dari pemasakan tradisional (ikan pindang).
  3. Dibandingkan dengan cara tradisional, waktu yang dibutuhkan untuk pemasakan bertekanan lebih singkat. 
  4. Cita rasa bandeng presto dapat bervariasi tergantung pada penambahan bumbu pada ikan bandeng sebelum dibungkus dengan daun pisang dan kemudian dikukus.
  5. Rasa asin pada bandeng presto diperoleh dengan cara merendam bandeng yang telah dibersihkan ke dalam larutan garam (3%) selama 1 (satu) jam.
  6. Hasil pengukusan dapat dikemas dengan kantong plastik dan diberi label.
  7. Bahan baku untuk pembuatan ikan duri lunak saat ini bukan hanya ikan bandeng saja, tetapi juga ikan berduri banyak lainnya (misal ikan lemuru, mujair, tawes, ikan terbang) dan ikan-ikan lainnya.




SUMBER :
http://www.iptek.net.id/ind/pd_olah_pangan/?ch=olpa&id=265&hal=1
:http://www.infomesin.com/tips-memilih-cara-penggunaan-mesin-presto-indus... Presto Industri yang Tebal
           & Aman Peluang Binis Bandeng Asap - Mesin Bandeng Asap 
http://ubaidseft.blogspot.com/p/tugas-mendatang-3-tphp-dasar-teori.html
http://ikm.kemenperin.go.id/PUBLIKASI/bKumpulanArtikelb/tabid/67/articleType/ArticleView/articleId/9/
            efault.aspx

PEMBUATAN LARUTAN KIMIA


(Reagent untuk Tes Uji Bahan/Makanan)

NO.
NAMA LARUTAN
CARA PEMBUATAN
KEGUNAAN
1.
Air Barit
Ba(OH)2
Masukkan 70 gram
dalam 1 liter air yang telah didihkan. Kocok sampai larutan menjadi jenuh. Gunakan larutan yang jernih.
Reagensia untuk CO2
2.
Air Brom
Masukkan 25 ml Brom dalam 500 ml air.v Kocok hati-hati sampai semua Brom larut.  Awas! Brom air bila kena kulit dapat menyebabkan luka bakar. Uap Brom membahayakan keehatan. Kerjalah di udara terbuka , dan pakailah sarung tangan.
Sebagai Oksidator
3.
Air Kanji
Campurkan 2 gram Amilum dengan 0,01 gram dan tambahkan sedikit air dingin. Aduk sampai menjadi pasta . Encerkan dengan air mendidih sampai 1 liter. Didihkan beberapa menit. Dinginkan dan simpan dalam botol.
Reagensia untuk Yodium
4.
Air Kapur
 Ca(OH)2
Masukkan 1 sendok dalam 1 liter air. Aduklah campuran itu. Endapkan dan saring. Gunakanlah larutan yang jernih.
Reagensia Untuk CO2
5.
Air Klor
Alirkan gas klor kedalam 1 liter air sehingga jenuh.v Ingat ! gas adalah racun keras. Kerjakanlah di udara terbuka.
Sebagai Oksidator
6.
Air Laut
Larutkan dalam 1 liter air:- 20,0 gram NaCl- 1,8 gram MgSO4 . 7 H2O- 2,5 gram MgCl2- 1,0 gram K2SO4
Sebagai pengganti Air Laut
7.
Albumin
Campurkan 5 ml putih telur dengan 5 ml air. Tuangkan campuran ini ke dalam 500 ml air hangat ( 60 oC ) sambil diaduk. Panaskan dengan perlahan ( tidak di atas suhu 80 oC ) sampai larutan menjadi bening. Dinginkan dan saring dengan wol kaca.
Untuk Percobaan Protein
8.
Amonium Sulfida
Alirkan gas ke dalam 500 ml larutan Amonia 5 M smpai jenuh. ( Ingat Amonia bersifat racun, kerjalah di tempat udara terbuka ). Tuangkan 500 ml Amonia 5 M ke dalam larutan ini.
Mengendapkan Ion-Ion Logam
9.
Anilin Biru
Larutkan 0,1 gram Fuchsin basa ke dalam 160 ml air dan 1 ml etanol
Zat Pewarna Selulosa ( Untuk Biologi )
10.
Anilin Merah
Larutkan 1,0 gram Anilin Sufat ke dalam 89 ml Alkohol 70 % . Tambahkan 10 ml Asam Sulfat 0,005 M. Simpan larutan ini dalam botol yang berwarna coklat.
Zat Pewarna Bakteri dan Inti Sel ( Untuk Biologi )
11.
Asam Aki ( Air aki )
Tuangkan dengan perlahan 220 ml pekat murni ke dalam 750 ml air suling sambil aduk. Encerkan sampai 1 liter. Periksa Berat Jenisnya dengan Hidrometer harus menunjukkan angka 1,25.  Bila BJ-nya kurang dari 1,25 tambahkan asam sulfat pekat dan bila BJ-nya lebih dari 1,25 tambahkan air suling.
Asam Untuk Aki
12.
Asetokarmin
Masukkan 1,0 gram Karmin ke dalam 45 ml Asam Asetat glasial. Tambahkan 55 ml air. Panaskan selama 5 menit dengan refluks. Setelah didinginkan kemudian saring.
Zat Pewrna Untuk Inti Sel dan Kro-mosom ( Untuk Biologi )
13.
Aseto Orsin
Larutkan 2,2 gram Orsin ke dalam 100 ml Asam Asetat glasial. Pada pemakaian, encerkan 10 ml larutan ini dengan 12 ml air.
Pewarna Kromosom ( Untuk Biologi )
14.
Aqua Regia
Campurkan satu bagian pekat dengan tiga bagian HCl pekat.
Untuk Melarutkan Logam-Logam mulia
15.
Barfoed
Campurkan 13,3 gram Tembaga (II) Asetat dan 2 ml AsamAsetat Glasial. Tambahkan air hingga larutan menjadi 200 ml .
Untuk Uji Glukosa
16.
Benedict
Larutkan 173 gram Natrium Sitrat dan 100 gram dalam 800 ml air suling. Larutkan 17,3 gram .5 dalam 150 ml air. Tuangkan dengan perlahan larutan ke dalam larutan pertama sambil diaduk Encerkan dengan air sampai 1 liter.
Reagensia Untuk Gula Yang Mempunyai Sifat Mereduksi
17.
Biuret
Larutkan 0,75 gram .5 dalam 1 liter larutan NaOH 2 M.
Reagensia Untuk urea Dan Protein
18.
Brom fenol Biru
Timbang 0,1 gram Brom Fenol Biru, larutkan dalam 1,5 ml larutan NaOH 0,1 M. Encerkan dengan air sampai volume 100 ml.
Indikator Asam-Basa. Trayek PH 3,0 – 4,6Perubahan Warna : Kuning – Biru
19.
Brom Kresol Hijau
Timbang 0,1 gram Brom Kresol Hijau, larutkan dalam 1,5 ml larutan NaOH 0,1 M. Encerkan dengan air sampai volume 100 ml.
Indikator Asam-Basa. Trayek PH 3,8 – 5,4Perubahan Warna : Kuning – Hijau
20.
Brom Kresol Ungu
Timbang 0,1 gram Brom Kresol Ungu, larutkan dalam 1,9 ml larutan NaOH 0,1 M. Encerkan dengan air sampai volume 100 ml.
Indikator Asam-Basa. Trayek PH 5,2 – 6,8Perubahan Warna : Kuning – Hijau
21.
Brom Timol Biru
Timbang 0,1 gram Brom Timol Biru, larutkan dalam 1,5 ml larutan NaOH 0,1 M. Encerkan dengan air sampai volume 100 ml.
Indikator Asam-Basa. Trayek PH 6,0 – 7,6Perubahan Warna : Kuning – Biru
22.
Cermin Perak
 (A) : Larutkan 12,5 gram dalam 100 ml air. Larutkan pula 32,5 gram K-Na- Tartrat ( . 4 ) dalam 100 ml air. Campur kedua larutan ini dan panaskan samapai 55 C selama 5 menit. Dinginkan dan pisahkan larutan dari endapannya dan encerkan sampai 200 ml. (B) : Larutkan 1,5 gram dalam 12 ml air. Teteskan ke dalam larutan ini Amonia encer, sehingga endapan yang terbentuk tepat larut dlagi. Encerkan denganair sampai 200 ml . Larutan (A) dicampur dengan Larutan (B). Permukaan kaca dibersihkan untuk menghilangkan kotoran dan lemak yang mungkin melekat pada kaca. Kaca dimasukkan dalam larutan secara terbalik, tepat di bawah permukaan larutan. Untuk mempercepat terjadinya cermin, panaskan larutan dengan perlahan. Larutan sisa dapat disimpan dalam botol yang bersih. Pada bagian dalam botol akan terjadi lapisan cermin.
Untuk Membuat Kaca Perak
23.
Difenil Amina
Larutkan 0,5 gram Difenil amina dalam 100 ml Asam Sulfat pekat. Tuangkan cairan ini ke dalam 20 ml air.
*Reagensia Untuk Zat Pengoksidasi.*Indikator Redoks : Warna Bila Dioksidasi: Ungu,Warna Bila direduksi: Tidak Berwarna
24.
Difenil Karbazon
Larutkan 1,0 gram Difenil Karbazon dalam 100 ml Etanol
Reagensia Untuk Tes Merkuri
25.
Dimetil Glioksin
Larutkan 0,12 gram Dimetil Glioksin dalam 100 ml Etanol
Reagensia Untuk Tes Nikel
26.
2,2 – Dipyridil
Larutkan 1,172 gram 2,2 – Dipyridil dalam 100 ml air. Tambahkan 0,695 kristal.
Indikator Redoks: Warna Dioksidasai : Biru,Warna Direduksi: Merah
27.
Eosin
Larutkan 1,0 gram eosin basa dalam 100 ml air. Tambahkan sedikit Kloroform.
Zat Pewarna Merah Untuk Jaringan Hidup ( Untuk Biologi)
28.
Esbach
Larutkan 2 gram Asam Nitrat dan 1,0 gram Asam Pikrat dalam 100 ml air.
Reagensia Untuk Albumin
29.
Fehling
Fehling A : Larutkan 69,28 gram .5 dalam 1 liter air. Fehling B : Larutkan 352 gram K-Na- Tartrat ( . 4 ) dan 154 gram NaOH dalam 1 liter air. Pada pemakaian : Campur 5 ml Fehling A dan 5 ml Fehling B.
Reagensia untuk Gula Yang Mempunyai Sifat Mereduksi.
30.
1, 10 – Fenantroline Hidrat
Larutkan 1,485 gram 1, 10 – Fenantro-line Hidrat dalam 100 ml air.
Indikator Redoks:
Warna Dioksidasai : Biru,
Warna Direduksi: Merah
31.
Fenolftalein
Larutkan 1 gram fenolftalein dalam 250 ml Alkohol ( Etanol). Jadikan larutan menjadi 500 ml dengan menambahkan air.
Indikator Asam-Basa. Trayek PH 8,4 – 10,0
Perubahan Warna : Tdk berwarna-Merah – Ungu
32.
Fenol Merah
Timbang 0,1 gram Fenol Merah, larutkan dalam 2,8 ml larutan NaOH 0,1 M. Encerkan dengan air sampai volume 100 ml.
Indikator Asam-Basa. Trayek PH 6,4 – 8,2Perubahan Warna : Kuning – Merah
33.
Floroglusinol
Larutkan 3 gram Floroglusinol dalam 100 ml Alkohol.
Reagensia Untuk Lignin ( Untuk Biologi )
34.
Hager
Buatlah larutan jenuh Asam Pikrat ( 1,4 gram Asam Pikrat dalam 100 ml air ).
Reagensia Untuk tes Alkaloid
35.
Hematoksilin ( Ehrlich )
Larutkan 2 gram Hematoksilin dalam 100 ml Alkohol. Tambahkan 100 ml air , 100 ml Gliserol, 10 ml Asam Asetat Glasial, dan Kalium Aluminium Sulfat berlebihan. Biarkan dalam botol terbuka di sinar matahari sampai berwarna merah tua.
Reagensia Untuk Membedakan Bagian-Bagian dari Sel Dan Jaringan (Untuk Biologi)
36.
Indikator Universal Yamada
Campurkan :- 0, 25 gram Bromtimol Biru – 0,025 gram Timol Biru- 0,0625 gram Metil Merah- 0,5000 gram Fenolftalein Larutkan campuran di atas dengan 500 ml Etanol. Encerkan dengan air sehingga volumenya menjadi 1 liter.
Indikator Asam-Basa. Trayek PH : 4 – 10. Perubahan warna:
PH 4 Merah
PH 5 Jingga
PH 6 Kuning
PH 7 Hijau
PH 8 Biru
PH 9 Biru Tua
PH 10 Ungu
37.
Kalium Pirogallat
Larutkan 50 gram KOH dalam 100 ml air. Masukkan 5 gram Pirogallol ke dalam larutan ini.
Adsorben Oksigen
38.
Koloid
Masukkan 1,5 gram dalam 250 ml air. Panaskan larutan sampai mendidih. Saringlah setelah didinginkan. Alirkan gas kedalam larutan ini sampai larutan berwarna kuning.
Mengenal Sifat Koloid
39.
Koloid
Panaskan 200 ml air samapai mendidih. Tambahkan beberapa tetes larutan FeCl3 10 %.
Mengenal Sifat Koloid
40.
Lugol ( Yod )
Biasanya Lugol dibuat dalam larutan Kalium Iodida (KI) , karena Iod sendiri sukar larut dalam air. Larutkan 12,7 gram dan 20 gram KI dalam 100 ml air. Larutan yang terjadi dibuat 1 liter dengan menambahkan air.
Reagensia Untuk Uji Amilum
41.
Magnesia Mixture
Larutkan 50 gram . 6 dan 70 gram NH4Cl dalam 400 ml air. Tambahkan 100 ml Amonia 15 M. Encerkan dengan air sampai 1 liter.
Reagensia Untuk Tes Fosfat dan Arsenat
42.
Metilen biru
Larutkan 1 gram Metilen Biru dalam 100 ml larutan 0,5 % NaCl.
Pewarna Inti sel (Histologi)
43.
Metil jingga
Larutkan 1 gram Metil Jinga dalam 500 ml Alkohol 95 %. Jadikan larutan menjadi 1 liter dengan menambahkan air.
Indikator Asam-Basa. Trayek PH: 2,8 – 4,6.Perubahan warna:Merah – Kuning.
45.
Metil Merah
Larutkan 1 gram Metil Merah dalam 500 ml Alkohol 95 %. Jadikan larutan menjadi 1 liter dengan menambahkan air.
Indikator Asam-Basa. Trayek PH: 4,4 – 6,0.Perubahan warna:Merah – Kuning.
46.
Millon
Larutkan 1 bagian Hg dalam 1 bagian HNO3 berasap dan dinginkan. Encerkan dengan air sampai 2X volumenya. Setelah beberapa jam, tuangkan larutan yang bening.
Reagensia Untuk Albumin dan Fenol
47.
Molish
Larutkan 5 gram Alfanaftol dalam 100 ml Alkohol atau Kloroform
Tes Untuk wol dan Karbohidrat
48.
Nessler
Larutkan 50 gram KI dalam 50 ml air dingin. Buat larutan jenuh Raksa (II) klorida ( ± 22 gram HgCl2 dalam 350 ml air ). Teteskan larutan jenuh Raksa (II) klorida ini ke dalam larutan KI, sehingga terjadi endapan. Tambahkan 500 ml larutan NaOH 5 M dan encerkan dengan iar sampai volume 1 liter. Saringlah, dan ambil larutan yang jernih. Simpan dalam botol coklat.
Reagensia Untuk Tes Amoniak
49.
O – Diklorofenol Indofenol
Larutkan 0,1 gram O – Diklorofenol Indofenol dalam 100 ml air.
Indikator Redoks:
Warna Dioksidasai : Biru,
Warna Direduksi: Merah
50.
Ringer
Larutkan dalam 1 lite air ;- 8,1 gram NaCl- 0,74 gram KCl- 0,22 gram anhidrous- 0,20 gram . 6 – 0,33 gram – 0,78 gram. Larutkan dalam 1 liter air ; – 6,5 gram NaCl – 0,12 gram . 6 – 0,14 gram KCl- 0,20 gram
Untuk Serangga Untuk Katale
51.
Salin Isotonik
Larutkan 6,4 gram NaCl dalam 1 liter air.
Untuk Jaringan Mamalia ( Untuk Biologi )
52.
Sel daniel
(A) : Tuangkan dengan perlahan 80 ml pekat dalam 750 ml air. Encerkan sampai 1 liter. 
(B) : Buat larutan jenuh dengan melarutkan ± 400 gram .5 dalam 1 liter air dan tambahkan 2 ml pekat.
Larutan Untuk Sel Daniel
53.
Sel Laclanche
Larutkan 350 gram Amonium Klorida dalam air sampai 1 liter.
Larutan Untuk Sel Laclache
54.
Seliwanoff
Larutkan 0,5 gram Resorsinol ( Benzena 1,3- diol ) dengan 1 liter Asam klorida 3 M.
55.
Schweitzer
Larutkan 5 gram .5 dalam 100 ml air. Didihkan larutan ini dan tambahkan larutan NaOH, sehingga tidak terjadi endapan lagi. Saring dan cuci endapan sampai bersih sekali. Larutkan endapan ini dalam sedikit mungkin larutan Amonia 4 M.
Pelarut Selulosa
56.
Schiff
Larutkan 0,5 gram Fuchsin dalam 500 ml air. Lunturkan warna larutan dengan mengalirkan gas Belerang dioksida ke dalamnya. Atau : Larutkan 0,5 gram fuchsin dalam 500 ml air kemudian tambahkan 9 gram Natrium Hidrogen Sulfit diikuti dengan 20 ml Asam Nitrat 2 M.
Untuk Uji Aldehid
57.
Timol Biru
Timbang 0,1 gram Timol Biru, larutkan dalam 2,2 ml larutan NaOH 0,1 M. Encerkan dengan air sampai volume 100 ml.
Indikator Asam-Basa. Trayek PH 3,8 – 5,4
Perubahan Warna : Merah – Kuning
58.
Timolftalein
Timbang 0,04 gram Timolftalein, larutkan dalam 60 ml larutan Alkohol dan tambahkan 40 ml air.
Indikator Asam-Basa. Trayek PH 9,3 – 10,4 Perubahan Warna : Kuning – Merah
59.
Tollens
Campurkan 50 ml larutan AgNO3 10 % dengan 50 ml larutan NaOH 10 %. Teteskan ke dalam campuran ini larutan Amonia pekat, sehingga endapannya tepat larut.

KEBERAGAMAN BUDAYA INDONESIA




Keragaman budaya atau “cultural diversity” adalah keniscayaan yang ada di bumi Indonesia. Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Dalam konteks pemahaman masyarakat majemuk, selain kebudayaan kelompok suku bangsa, masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan daerah yang bersifat kewilayahan yang merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok suku bangsa yang ada di daerah tersebut. Dengan jumlah penduduk 200 juta orang dimana mereka tinggal tersebar dipulau- pulau di Indonesia. Mereka juga mendiami dalam wilayah dengan kondisi geografis yang bervariasi. Mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir, dataran rendah, pedesaan, hingga perkotaan. Hal ini juga berkaitan dengan tingkat peradaban kelompok-kelompok suku bangsa dan masyarakat di Indonesia yang berbeda. Pertemuan-pertemuan dengan kebudayaan luar juga mempengaruhi proses asimilasi kebudayaan yang ada di Indonesia sehingga menambah ragamnya jenis kebudayaan yang ada di Indonesia. Kemudian juga berkembang dan meluasnya agama-agama besar di Indonesia turut mendukung perkembangan kebudayaan Indonesia sehingga memcerminkan kebudayaan agama tertentu. Bisa dikatakan bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat keaneragaman budaya atau tingkat heterogenitasnya yang tinggi. Tidak saja keanekaragaman budaya kelompok suku bangsa namun juga keanekaragaman budaya dalam konteks peradaban, tradsional hingga ke modern, dan kewilayahan. Dengan keanekaragaman kebudayaannya Indonesia dapat dikatakan mempunyai keunggulan dibandingkan dengan negara lainnya. Indonesia mempunyai potret kebudayaan yang lengkap dan bervariasi. Dan tak kalah pentingnya, secara sosial budaya dan politik masyarakat Indonesia mempunyai jalinan sejarah dinamika interaksi antar kebudayaan yang dirangkai sejak dulu. Interaksi antar kebudayaan dijalin tidak hanya meliputi antar kelompok suku bangsa yang berbeda, namun juga meliputi antar peradaban yang ada di dunia. Labuhnya kapal-kapal Portugis di Banten pada abad pertengahan misalnya telah membuka diri Indonesia pada lingkup pergaulan dunia internasional pada saat itu. Hubungan antar pedagang gujarat dan pesisir jawa juga memberikan arti yang penting dalam membangun interaksi antar peradaban yang ada di Indonesia. Singgungan-singgungan peradaban ini pada dasarnya telah membangun daya elasitas bangsa Indonesia dalam berinteraksi dengan perbedaan. Disisi yang lain bangsa Indonesia juga mampu menelisik dan mengembangkan budaya lokal ditengah-tengah singgungan antar peradaban itu. Sehingga tidak salah jika Indonesia dikatakan sebagai pusat peradaban dunia, sebagaimana banyak para peneliti barat yang telah mengungkap hal itu. Keragaman budaya adalah sesungguhnya kekayaan budaya bangsa Indonesia.

Ciri keragaman kebudayaan lokal di Indonesia dapat dilihat dari hal-hal sebagai berikut:
1.   Keragaman suku bangsa
Dari ilmu antropologi diketahui bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan, Cina Selatan. Antara tahun 3.000 – 500 SM Indonesia telah dihuni oleh penduduk migran submongoloid dari Asia yang kemudian bercampur dengan penduduk indigenous/ pribumi dan indo-arian dari Asia Selatan. Klasifikasi suku di Indonesia menurut Van Vollenhoven yang membagi Indonesia ke dalam 19 daerah suku bangsa, yaitu:
1.      Aceh
2.      Gayo-alas dan Batak
3.      Nias dan Batu
4.      Minangkabau,Mentawai
5.      Sumatra Selatan
6.      Melayu
7.      Bangka dan Belitung
8.      Kalimantan
9.      Minahasa
10.  Sangir-Talaud
11.  Gorontalo
12.  Toraja
13.  Sulawesi Selatan
14.  Ternate
15.  Ambon
16.  Kepulauan Barat Daya
17.  Irian
18.  Timor
19.  Bali dan Lombok
20.  Jawa Tengah dan Jawa Timur
21.  Surakarta dan Yogyakarta
22.  Jawa Barat

Didasari pula bahwa dengan jumlah kelompok sukubangsa kurang lebih 700’an sukubangsa di seluruh nusantara, dengan berbagai tipe kelompok masyarakat yang beragam, serta keragaman agamanya, masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk yang sesungguhnya rapuh. Rapuh dalam artian dengan keragaman perbedaan yang dimilikinya maka potensi konflik yang dipunyainya juga akan semakin tajam. Perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat akan menjadi pendorong untuk memperkuat isu konflik yang muncul di tengah-tengah masyarakat dimana sebenarnya konflik itu muncul dari isu-isu lain yang tidak berkenaan dengan keragaman kebudayaan. Seperti kasus-kasus konflik yang muncul di Indonesia dimana dinyatakan sebagai kasus konflik agama dan sukubangsa. Padahal kenyataannya konflik-konflik tersebut didominsi oleh isu-isu lain yang lebih bersifat politik dan ekonomi. Memang tidak ada penyebab yang tunggal dalam kasus konflik yang ada di Indonesia.
2.   Keberagaman bahasa
Indonesia termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia (Australia-Asia). Gorys Keraf membagi rumpun bahasa ini ke dalam subrumpun:
1.      Bahasa-bahasa Austronesia Barat atau Bahasa-bahasa Indonesia/ Melayu yang meliputi:
§  Bahasa-bahasa Hesperonesia (Indonesia Barat) yang meliputi: bahasa Minahasa, Aceh, gayo, Batak, Minangkabau, Melayu, Melayu Tengah, Lampung, Nias, Mentawai, Jawa, Sunda, Madura, Dayak, Bali Sasak, Gorontalo, Toraja, Bugis-Makasar, Bima, Manggarai, Sumba, Sabu.
§  Bahasa-bahasa Indonesia Timur yang meliputi: bahasa Timor-Ambon, Sula Bacan, Halmahera Selatan-Irian Barat.
2.      Bahasa-bahasa Austronesia Timur atau Polinesia yang meliputi:
§  Bahasa-bahasa Melanesia (Melanesia dan Pantai Timur Irian) Melanesia (dari bahasa Yunani "pulau hitam") adalah sebuah wilayah yang memanjang dari Pasifik barat sampai ke Laut Arafura, utara dan timur laut Australia.
§  Bahasa-bahasa Heonesia (Bahasa Polinesia dan Mokronesia)
3.   Keberagaman religi
Indonesia memiliki keberagaman agama atau kepercayaan. Di Indonesia terdapat enam agama yang diakui secara resmi oleh negara yaitu: Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Buddha dan Konghucu. Selain itu berkembang pula kepercayaan-kepercayaan lain di massyarakat.
4.   Keberagaman seni dan budaya
Suku bangsa yang beragam di Indonesia tentu menghasilkan kebudayaan yang beragam pula. Salah satu wujud itu adalah kesenian, baik seni sastra, seni tari, seni musik, seni drama, seni rupa dan sebagainya.

Manfaat Keberagaman Budaya
Keberagaman budaya memberikan manfaat bagi bangsa kita. Dalam bidang bahasa, kebudayaan daerah yang berwujud dalam bahasa daerah dapat memperkaya perbedaharaan istilah dalam bahasa Indonesia. Sementara itu, dalam bidang pariwisata, potensi keberagaman budaya dapat dijadikan objek dan tujuan pariwisata di Indonesia yang bisa mendatangkan devisa. Pemikiran yang timbul dari sumber daya manusia di masing-masing daerah dapat pula dijadikan acuan bagi pembangunan nasional.
Manfaat keberagaman budaya;
1.Promotes nilai-nilai kemanusiaan.
Ketika suatu organisasi memiliki sekelompok karyawan milik beragam budaya, hal ini menunjukkan bahwa organisasi mengakui dan merayakan dan memperingati keragaman yang ada pada orang dari latar belakang yang berbeda. Ini membuat orang-orang organisasi berpikir  bahwa nilai mereka dan kontribusi layak sedang direalisasikan oleh organisasi dan manajemen.
2.Improves produktivitas dan profitabilitas.
Terlepas dari nilai-nilai kemanusiaan, keragaman budaya juga membawa beberapa manfaat nyata kepada bisnis di seluruh dunia. Persuasi aktif keragaman di tempat kerja langsung dampak  produktivitas dan profitabilitas organisasi serta karyawan. Ada peningkatan produktivitas pekerjadan profitabilitas bagi organisasi.
3.Helps untuk membuat kolam bakat.
Ketika organisasi berinvestasi dalam keragaman, hasil dalam penciptaan kolam bakat yang lebih besar. Ini adalah situasi win-win baik bagi karyawan dan organisasi. Pertukaran karyawan dan belajar setiap otherĂ¢ ¼  positif dan kompetensi. Seperti kolam bakat menyediakan organisasidengan keunggulan kompetitif, yang membantu untuk kemajuan dalam lingkungan yang besar dan kompetitif.
4.Exchange ide-ide inovatif.
Ketika sebuah organisasi terdiri dari orang dengan berbagai latar belakang, budaya dan pengalaman, ide-ide kreatif dan inovatif baru menopang dalam pikiran orang yang berbeda. Ituwajar bahwa orang-orang dengan berbagai pengalaman dan perspektif dalam hidup akan mampumenghasilkan ide-ide unik dan solusi untuk masalah. Ini adalah nilai besar untuk keduaorganisasi dan karyawan. Pertukaran dinamis seperti yang terjadi antara orang yang memiliki persepsi yang berbeda menghasilkan hasil yang kreatif. Situasi seperti ini pernah dibuat dalamkelompok orang yang berpikir sama dan milik budaya serupa.
5.Other manfaat keanekaragaman.
Banyak studi yang berkaitan dengan perilaku organisasi menyimpulkan bahwa mempromosikankeragaman budaya mengurangi tingkat ketidakhadiran, perputaran karyawan yang lebih rendah,mengurangi biaya yang berkaitan dengan perekrutan karyawan baru dan mengurangi tanggung jawab hukum dalam gugatan diskriminasi.Dalam dunia persaingan, di mana keragaman budaya memiliki begitu banyak manfaat.

Masalah Akibat Keberagaman Budaya
Mengatur dan mengurus sejumlah orang yang sama ciri-ciri, kehendak, dan adat istiadatnya tentunya lebih mudah daripada mengurus sejumlah orang yang semuanya berbeda-beda mengenai hal-hal tersebut. Gagasan yang menarik untuk diangkat mengatasi/ mengikis kesalahpahaman dan membangun benteng saling pengertian adalah dengan multikulturalisme dan sikap toleransi serta empati.
1)   Multikulturalisme
Multikulturalisme adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan pandangan seseorang tentang ragam kehidupan di dunia, ataupun kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan terhadap realitas keragaman, dan berbagai macam budaya (multikultural) yang ada dalam kehidupan masyarakat menyangkut nilai-nilai, sistem, budaya, kebiasaan, dan politik yang mereka anut.
Didalam multikulturalisme masyarakat diminta untuk melihat dan menyikapi perbedaan, multikulturalisme juga mengajak masyarakat untuk melihat keragaman budaya dalam kacamata kesederajatan maksudnya tidak ada budaya yang lebih tinggi daripada budaya lain. Didalam multikulturalisme juga tidak boleh ada diskriminasi terhadap suatu komunitas suku bangsa tertentu karena hal itu akan menjadi benih perpecahan dan konflik. Semua suku bangsa harus diperlakukan sama dan dilibatkan dalam berbagai aspek kebangsaan baik sosial, politik, hukum, maupun pertahanan dan keamanan. Hanya dengan cara demikian seluruh potensi suku bangsa akan bahu-membahu membangun perdapan bangsanya yang lebih baik.
2)   Toleransi dan empati
Sikap toleransi berarti sikap yang rela menerima dan menghargai perbedaan dengan orang atau kelompok lain. Empati adalah sikap yang secara ikhlas mau merasakan pikiran dan perasaan orang lain. Sikap toleran dan empati ini sangat penting ditumbuhkembangkan dalam kehidupan masyarakat yang majemuk seperti di Indonesia. Cara pikir seperti ini akan membawa kita pada sikap dan tindakan untuk tidak memperuncing perbedaan, tetapi mencari nilai-nilai universal yang dapat mempersatukan.

Integrasi Nasional
Integrasi artinya pembauran hingga menjadi satu kesatuan yang utuh atau bulat. Integrasi bisa terjadi secara horisontal dengan pihak yang sederajat, ataupun secara vertikal.
Pendapat para ahli mengenai integrasi nasional:
1.    Higgins
Memahami integrasi nasional dengan melihat proses penyatuan kelompok budaya dan sosial pada satu kesatuan wilayah dan identitas nasional.
2.    Dr. Nazaruddin Sjamsuddin
Proses penyatuan suatu bangsa yang mencakup semua aspek kehidupannya, yaitu aspek sosial, politik, ekonomi dan budaya.
3.    J. Soedjati Djiwandono
Cara bagaimana kelestarian persatuan nasional dalam arti luas dapat didamaikan dengan hak menentukan nasib sendiri. Hak tersebut perlu dibatasi pada suatu taraf tertentu. Bila tidak, persatuan nasional akan dibahayakan.

Faktor-faktor yang memengaruhi integrasi nasional:
1.    Homogenitas kelompok
Pada kelompok yang kecil biasanya tingkat kemajemukannya juga relatif kecil, sehingga akan mempercepat proses integrasi nasional.
2.    Mobilitas geografis
Faktor geografis memengaruhi efektifitas dan efesiensi komunikasi. Komunikasi yang berlangsung di dalam masyarakat akan mempercepat integrasi nasional. Kata kunci dalam mencapai integrasi nasional adalah dengan menjaga keselarasan antarbudaya.

Peranan pemerintah
1.    Pemerintah harus mampu melaksanakan sebuah sistem politik nasional yang dapat mengakomodasikan aspirasi masyarakat yang memiliki kebudayaan yang berbeda-beda.
2.    Kemampuan desentralisasi pemerintah yang diwujudkan dalam agenda otonomi daerah.
3.    Keterbukaan dan demokratisasi yang bertumpu pada kesamaan hak dan kewajiban warga negara.
Sesungguhnya peran pemerintah dalam konteks menjaga keanekaragaman kebudayaan adalah sangat penting. Dalam konteks ini pemerintah berfungsi sebagai pengayom dan pelindung bagi warganya, sekaligus sebagai penjaga tata hubungan interaksi antar kelompok-kelompok kebudayaan yang ada di Indonesia. Namun sayangnya pemerintah yang kita anggap sebagai pengayom dan pelindung, dilain sisi ternyata tidak mampu untuk memberikan ruang yang cukup bagi semua kelompok-kelompok yang hidup di Indonesia. Misalnya bagaimana pemerintah dulunya tidak memberikan ruang bagi kelompok-kelompok sukubangsa asli minoritas untuk berkembang sesuai dengan kebudayaannya. Kebudayaan-kebudayaan yang berkembang sesuai dengan sukubangsa ternyata tidak dianggap serius oleh pemerintah. Kebudayaan-kebudayaan kelompok sukubangsa minoritas tersebut telah tergantikan oleh kebudayaan daerah dominant setempat, sehingga membuat kebudayaan kelompok sukubangsa asli minoritas menjadi tersingkir. Contoh lain yang cukup menonjol adalah bagaimana misalnya karya-karya seni hasil kebudayaan dulunya dipandang dalam prespektif kepentingan pemerintah. Pemerintah menentukan baik buruknya suatu produk kebudayaan berdasarkan kepentingannya. Implikasi yang kuat dari politik kebudayaan yang dilakukan pada masa lalu (masa Orde Baru) adalah penyeragaman kebudayaan untuk menjadi “Indonesia”. Dalam artian bukan menghargai perbedaan yang tumbuh dan berkembang secara natural, namun dimatikan sedemikian rupa untuk menjadi sama dengan identitas kebudayaan yang disebut sebagai ”kebudayaan nasional Indonesia”. Dalam konteks ini proses penyeragaman kebudayaan kemudian menyebabkan kebudayaan yang berkembang di masyarakat, termasuk didalamnya kebudayaan kelompok sukubangsa asli dan kelompok marginal, menjadi terbelakang dan tersudut. Seperti misalnya dengan penyeragaman bentuk birokrasi yang ada ditingkat desa untuk semua daerah di Indonesia sesuai dengan bentuk desa yang ada di Jawa sehingga menyebabkan hilangnya otoritas adat yang ada dalam kebudayaan daerah.
Peranan masyarakat
1.    Meminimalkan perbedaan yang ada dan berpijak pada kesamaan-kesamaan yang dimiliki oleh setiap budaya daerah.
2.    Meminimalkan setiap potensi konflik yang ada.


 Sumber:
http://coreei7.blogspot.com/2012/08/bab-v-keberagaman-budaya-di-indonesia.html http://etnobudaya.net/2009/07/24/keragaman-budaya-indonesia/
http://www.scribd.com/doc/79072365/Manfaat-Keanekaragaman-Budaya
http://www.scribd.com/doc/105275828/Makalah-Ips-Keberagaman-Budaya